Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Manusia merupakan bagian dari alam, hidupnya tidak lepas
dari alam. Bila pada proses kehidupan manusia sejak ia diciptakan merupakan
unsur yang semakin lama mendominasi unsur-unsur lainnya di alam ini, hal itu
tidak lain karena manusia dibekali kemampuan-kemampuan untuk bisa berkembang
demikian rupa. Segala proses yang terjadi di sekelilingnya dan di dalam dirinya
dirasakan dan diamatinya dengan menggunakan semua indra yang dimilikinya,
difikirkannya, lalu ia berbuat dan bertindak (Suryadi, Kadarsah dan Ramdhani, M
Ali, 2002). Dalam menghadapi segala proses yang terjadi disekelilingnya dan di
dalam dirinya, hampir setiap manusia membuat atau mengambil keputusan dan
melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara
sadar merupakan pencerminan hasil proses pengambilan keputusan dalam
fikirannya, sehingga sebenarnya manusia sudah sangat terbiasa dalam membuat
keputusan.
Jika keputusan yang diambil tersebut perlu
dipertanggungjawabkan kepada orang lain atau prosesnya memerlukan pengertian
pihak lain, maka perlu diungkapkan sasaran yang akan dicapai berikut kronologis
proses pengambilan keputusannya.
Ada beberapa dasar pengambilan keputusan menurut George R. Terry, yaitu sebagai berikut :
1.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi.
Suatu proses bawah sadar atau tidak
sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi.
2.
Pengambilan
Keputusan Rasional.
Keputusan yg dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
3.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta.
Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang
dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
4.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman.
Pengalaman seseorang dapat
mempekirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan
dihasilkan. Karena pengalaman, seseorang
yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin
sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
5.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang.
Biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang
lebih rendah kedudukannya.
Pengertian Pengambilan
Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan proses mental di mana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk
menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data, baik oleh manajer
secara individual maupun tim, dalam upaya mengatur dan meng-awasi informasi
terutama informasi bisnisnya. Artinya bahwa dalam pengambilan keputsan
memerlukan informasi awal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diputuskan.
Beberapa
ahli mengemukakan definisi keputusan ,
diantaranya:
-
Menurut Davis
(1988) keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang dihadapinya dengan
tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa
yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Keputusan
dibuat untuk menghadapi masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap
rencana yang telah digariskan atau penyimpangan serius terhadap rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
-
Siagian
(1996) menyatakan, pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta
dan data. Penentuan yang matang dari altenatif yang dihadapi dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
-
Ralp
C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat dijelaskan
sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang
telah ditetapkan.
Pengambilan
keputusan adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang suatu
masalah tersebut. Individu mempersepsikan suatu benda yang sama secara
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor yang ada pada pihak yang
mempersepsikan yaitu sikap, keutuhan atau motif, kepentingan atau minat,
pengalaman dan pengaharapan individu. Kedua, faktor yang ada pada objek
atau target yang dipersepsikan, yang meliputi hal-hal baru, gerakan, bunyi,
ukuran, latar belakang, dan kedekatan. Ketiga, faktor konteks situasi di mana
persepsi itu dilakukan yang meliputi waktu, keadaan/ tempat kerja, dan keadaan
sosial.
Faktor-faktor Pengambilan keputusan
-
Keadaan internal organisasi.
a.
Dana yg tersedia
b.
Keadaan sumberdaya manusia.
c.
Kemampuan karyawan.
d.
Kelengkapan dari perlatan organisasi.
e.
Struktur organisasi.
-
Keadaan eksternal organisasi, meliputi
keadaan ekonomi, sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya, dan sebagainya.
-
Tersedianya informasi yang diperlukan.
-
Kepribadian dan kecakapan pengambil
keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya,
keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.
-
Proses Pengambilan
Keputusan
Proses pengambilan keputusan terdiri
dari 3 tahap yaitu penemuan masalah, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
-
Penemuan masalah
Tahap ini
merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan
bukan masalah ( misalnya isu) menjadi jelas. Sehingga masalah yang dihadapi
dapat di cari model dan jalan keluar yang sesuai.
-
Pemecahan Masalah
Tahap ini
merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil
adalah sebagai berikut :
1.
Identifikasi alternatif-alternatif
keputusan untuk memecahkan masalah
2.
Perhitungan mengenai faktor-faktor yang
tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi
peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature)
3.
Pembuatan alat (sarana) untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off
table)
4. Pemilihan dan
penggunaan model pengambilan keputusan.
-
Pengambilan keputusan
Keputusan yang diambil
adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti
kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.
Hal
yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan :
1.
Kejelasan
masalah, sebelum mengambil keputusan, kita harus mengetahui kejelasan masalah
yang harus dihadapi.
2.
Orientasi
tujuan, kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
3.
Pengetahuan
alternatif, seluruh alternatif diketahuui jenisnya dan
konsekuensinya
4.
Preferensi yang jelas, alternatif bisa
diurutkan sesuai kriteria
5.
Hasil maksimal, pemilihan alternatif
terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
Pengertian Pengambilan Keputusan Sebagai Ilmu dan Seni
-
Secara umum pengambilan keputusan adalah
upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada
-
Sebagai seni, Pengambilan Keputusan adalah proses mengambil keputusan
pada situasi dan kondisi yang berbeda (karena adanya keragaman yang bersifat
unik), yang memiliki
karakteristik keunikan tersendiri”citaras dan nuansa” tersendiri
-
Sebagai ilmu, Pengambilan Keputusan adalah suatu aktivitas yang memiliki
metode, cara, dan pendekatan tertentu secara sistematis, teratur dan terarah.
Tipe Keputusan
-
Programmed Decision (Pengambilan
Keputusan Terstruktur)
Merupakan
prosedur khusus yang dikembangkan untuk menangani masalah yang rutin dan
berulang-ulang.
-
Nonprogrammed Decision (Pengambilan
Keputusan Tidak Terstruktur)
Keputusan yang bersifat baru dan tdk terstruktur, diperlukan
pada situasi permasalahan yang unik dan komplek
Perbandingan Tipe Keputusan
-
Masalah
·
Programmed Decision : Banyak, berulang, rutin. Kepastian adanya hubungan sebab – akibat.
·
Nonprogrammed Decision : Baru, tak terstruktur. Ketidakpastian adanya hubungan sebab –
akibat.
-
Prosedur
·
Programmed Decision : Tergantung pada kebijakan, aturan
dan prosedur yang jelas.
·
Nonprogrammed Decision : Butuh kreativitas, intuisi,
toleransi, pemecahan masalah secara kreatif.
Contoh
-
Perusahaan
·
Programmed Decision : Pemesanan persediaan periodik.
·
Nonprogrammed Decision : Diversifikasi produk & pasar
baru.
-
Universitas
·
Programmed Decision : Kenaikan angka kredit jabatan.
·
Nonprogrammed Decision : Pembangunan fasilitas kelas baru.
-
Pemerintah
·
Programmed Decision : Sistem gaji untuk promosi karyawan.
·
Nonprogrammed Decision : Reorganisasi pada pemerintahan
daerah.
-
Rumah Sakit
·
Programmed Decision : Prosedur pendaftaran pasien.
·
Nonprogrammed Decision : Pembelian alat laboartorium.
Perbedaan Lainnya
-
Programmed Decision :
·
Karakteristik rutinitas, berulang-ulang
·
Korelasi
antar variabel terlihat jelas
·
Teknik
pengambilan keputusan berdasarkan
kebiasaan, tradisi, dan rutinitas.
·
Tingkat
resiko rendah
·
Sifat
peristiwa mudah diramalkan
·
Nilai
keputusan mendekati akurat
·
Pandangan
yang dianut rational
·
Ada
SOP
-
Nonprogrammed Decision :
·
Baru,
tidak berulang, jarang terjadi
·
Sulit
dicari hubungannya
·
Teknik pengambilan keputusan
berdasarkan kreativitas, inovasi, intuisi
·
Resiko
tinggi,besar
·
Sulit
diramalkan
·
Sulit
dinilai dengan pasti
·
Cenderung
bounded rationality
·
Tidak
ada SOP
Tipe Keputusan
Lain
-
Atas dorongan pencapaian tujuan
Penetapan Tujuan
|
Masalah
|
Pengambilan Keputusan
|
Yang
Timbul Oleh
Untuk
Mencapai tujuan, Manusia membentuk organisasi Sebagai wadah relasi sosial
Kerjasama, yang hubungannya 2 orang atau lebih dan AKAN MEMUNCULKAN Adanya
pemberian tugas dan penerima tugas. Supaya efektif perlu komunikasi, Komunikasi
yang efektif membutuhkan informasi, karena Informasi sebagai bahan baku utama
pengambilan keputusan
-
Atas tarikan dari tuntutan lingkungan
Masalah
|
Penetapan Tujuan
|
Pengambilan Keputusan
|
Untuk Menyelesaikan
Atas tarikan dari tuntutan
lingkungan akan mengarahkan pada hasil mana yang sudah dicapai dan pengukuran
mana yang menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Penetapan goal
dan objective membutuhkan komunikasi antara manajer dengan bawahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar